Kamis, 13 November 2008

KELAS : OTORITAS ROHANI
OLEH ; PDT.JUNRY ALLOW,M.DIV,M.Th,D.Min

A. Apakah Disiplin Rohani ?
Disiplin rohani adalah kegiatan,sendiri maupun bersama, yang kita lakukan sebagai cara untuk menempatkan diri kita di hadapan Tuhan agar Ia dapat bekerja di dalam diri kita. Disiplin ini tidak membuat kita menjadi benar. Disiplin rohani tidak membuat kita disenangi Tuhan, dan disiplin itu bagaimanapun juga tidak dengan seketika memasukkan kita dalam sebuah pesawat maha rohani.
Orang yang berdisiplin rohani ialah orang yang dapat mengerjakan apa yang harus dikerjakan pada saat hal tersebut harus dikerjakan. Disiplin tidak membuat orang kurang spontan. Disiplin mempunyai tujuan akhir kebebasan. Tanpa disiplin, tidak ada kebebasan. Misalnya, saya tidak akan bebas bermain piano jika saya tidak disiplin berlatih. Jika saya disiplin berlatih, maka musik akan menjadi suatu struktur kebiasaan yang tertanam di dalam diri saya, sehingga saya bisa menikmati bermain piano dengan bebas. Disiplin mengerjakan di dalam diri kita suatu struktur kebiasaan yang berurat akar, yang bertalian dengan kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus. Dengan demikian kita bebas menanggapi keadaan setiap saat dengan cara apa saja yang tepat. Kita dapat melakukan hal itu karena di dalam diti kita ada kuasa Tuhan, kehidupan Tuhan, dan pengalaman kita bersama Tuhan.
Disiplin rohani tidak boleh dipaksakan. Disiplin tersebut kadang-kadang dapat merupakan kerja keras, tetapi itu bukan hal yang tidak wajar. Kita dapat melakukannya dengan luwes. Masing-masing kebudayaan atau masing-masing orang mempunyai caranya masing-masing untuk mengungkapkan kebenaran Alkitab. Disiplin rohani tidak harus selalu dilakukan dengan suatu cara tertentu.

Mengerjakannya Menurut Cara Tuhan

Ketika saya pertama kali mulai melakukan disiplin rohani, saya membaca karya-karya para pemimpin Agustinus, Marthin Luther, John Wesley, Francis Asbury, St. Tersa – dan saya berusaha meniru mereka. Itu merupakan kegagalan yang menyedihkan sampai akhirnya saya mengetahui bahwa Tuhan ingin bekerja dengan saya secara tersendiri. Sekarang saya dapat membaca karya-karya rohani orang besar itu dan mendapat pertolongan dari padanya, tetapi saya tidak boleh berusaha meniru cara mereka mengerjakan dalam segala hal.

Ketika saya mulai mempelajari hal-hal disiplin rohani, saya membaca tentang bagaimana beberapa orang terkenal masa silam bangun pukul empat pagi untuk berdoa. Saya mencoba untuk melakukan hal yang sama dan itu menjadi bencana. Saya menjadi begitu lelah sehingga saya dapat tertidur sambil berdiri. Akhirnya saya menyadari bahwa saya perlu menyelidiki bagaimana fungsi tubuh saya sendiri dan menerima semacam irama dalam hidup saya.

B. Tujuan Disiplin Rohani
Kita jangan pernah berpikir bahwa disiplin rohani itu sendiri merupakan sesuatu yang hebat. Disiplin itu ada dengan tujuan untuk mencapai suatu kebaikan yang lebih besar – yaitu belajar untuk hidup bersama Tuhan, bersekutu dengan Kristus, berubah oleh kuasa Allah.
Seluruh orang Kristen harus belajar hidup bersama Tuhan. Semua orang beriman ingin menjadi sahabat Yesus. Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yoh 15:14) Kita semua ingin datang untuk bersekutu dan hidup dengan mendengar dan menaati. Kita menginginkan buah Roh mengambil alih kehidupan kita, dan kita hendak melakukan apa saja yang dapat membantu terlaksananya hal itu.
Dalam menerapkan disiplin rohani, kita harus berusaha untuk tidak terlalu ketat terikat. Mengubah disiplin rohani itu menjadi sesuatu yang berhubungan dengan hukum berarti berusaha hidup bersama Allah sepenuh hati dan jiwa.
Tujuan disiplin itu ialah menolong kita untuk memiliki Tuhan. Disiplin rohani tersebut bukan tugas yang seram. Kita tidak diharuskan menggertakkan gigi dan berusaha mengikuti Tuhan. Adalah menggembirakan jika kita menjadi sahabat Tuhan, berada bersama-sama dengan Dia.Tuhan ingin kita menikmati rohani. Disiplin membantu membuat kehidupan rohani terlaksana. Disiplin juga membuat kehidupan rohani sangat menyenangkan.
Disamping itu, mengikuti disiplin-disiplin itu bukan jaminan untuk mengalami kemuliaan terus-menerus. Kalau setiap kali saya berdoa atau membaca Alkitab saya mendapat pengalaman hebat, saya akan berada dalam kesukaran. Saya siap menghadapi hari-hari gersang karena saya hanya ingin mengetahui jalan-jalan Tuhan dan berada di hadiratNya. Saya melanjutkan berdisiplin walaupun tidak setiap saat saya dapat melihat hasilnya. Kegembiraan akan muncul sebagai hasil dari seluruh proses itu.
Tujuan disiplin ialah menciptakn struktur kebiasaan dalam diri kita. Waktu disiplin itu semakin merasuk dalam hidup kita, banyak perbuatan akan menjadi siafat bagi kita. Perbuatan-perbuatan itu menjadi kebiasaan dan tidak lagi memerlukan perjuangan hebat dari pihak kita.
Kita ingin agar disiplin begitu tertanam dalam struktur kebiasaan kita sehingga tindakan spontan kita bersifat wajar, baik, dan betul. Sehingga hal yang sukar kita kerjakan adalah hal yang jahat dan salah. Keadilan, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus menjadi tindakan-tindakan yang dilakukan dengan tanpa sengaja. Kita tidak berusaha mengumpulkan nilai dari kelakuan disiplin kita; kita hanya melihat bahwa disiplin itu perlu dan kita melaksanakannya. Hal itu laksana kita bernafas saja. Hampir tanpa berpikir, kita melakukan apa yang tepat.

C. Macam-macam Disiplin Rohani
1. Berdoa
a. Apakah doa itu?
1. Kamus Concise Oxfort mendefinisikan doa sebagai suatu permohonan sungguh-sungguh kepada Allah.
2. Kamus Alkitab The New Westminter Dictionary of the Bible , melanjutkan definisi ini dengan menambahkan bahwa doa mencakup “……..persekutuan dengan Allah.” Jadi berdasarkan definisi kedua ini, doa bukanlah sekedar perbuatan keagamaan yang resmi, namun adalah komunikasi dua arah. Doa adalah suatu saat untuk bersekutu dan bercakap-cakap dengan Allah sendiri.
b. Alasan berdoa
1. Kita perlu berhubungan dengan Allah setiap hari untuk memperoleh pengampunan dan kekuatan. Kalau kita menyampaikan kekurangan-kekurangan kita kepada Tuhan, Ia memberi kita kekuatan.
2. Kita memerlukan bimbingan Tuhan dalam membuat keputusan setiap hari. Hikmat kita sangat terbatas untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat. Yakobus berkata, “ Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,--yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”Tuhan mengarahkan hidup kita ketika kita bersekutu dengan-Nya
3. Berdoa bukan hanya berbicara kepada Tuhan; tetapi juga mendengarkan dia berbicara. Ketika kita berdoa, kita akan mengetahui lebih banyak dari pada kebutuhan kita sendiri dan kita menjadi peka terhadap cara Tuhan melihat berbagai hal. Tuhan akan berbicara kepada kita dan membantu kita untuk melihat suatu masalah dari sudut pandangNya.
4. Berdoa adalah tugas gereja, yaitu seluruh umat Tuhan. Berdoa harus menjadi hal yang pertama dan terakhir yang kita lakukan dalam melaksanakan pekerjaan Tuhan. Doa menembusi segala hal. Doa menggerakkan tangan Allah untuk mengubah keadaan-keadaan. Ini tidak berarti bahwa kita dapat menyalahgunakan Allah dengan doa, melainkan berarti bahwa Ia memilih doa sebagai alat untuk melaksanakan tugas gereja di dunia.
5. Dunia kita sedang menuju zaman yang semakin bersifat individualistis dan mementingkan diri sendiri, dimana sering kali lebih menghargai keleluasaan pribadi dari pada perasaan bermasyarakat. Ketika umat Tuhan bersehati dalam doa, doa tidak saja membentuk hubungan antara kita dengan Tuhan tetapi juga antara kita satu sama lain.
6. Maksud utama doa bukan untuk memenuhi keperluan kita sendiri. Kita beribadah kepada Tuhan, memuji Dia, memberi Dia kasih karena siapa Dia itu. Kita berdoa karena Allah patut kita puji dan kita kasihi.
c. Pentingnya Doa
1. Menurut Alkitab; kehidupan doa Yesus:
a) Kerap kali (Luk 5:16)
b) Sendirian (Mark 1:35)
c) Sebelum mengambil keputusan-keputusan besar (Luk 6:12)
d) Pada saat pencobaan berat (Mat 26:39-44)
e) Untuk memuji dan mengucap syukur kepada Allah (Mat 11:25-26; Yoh 11:41-42)
f) Berdoa untuk orang-orang lain (Luk 22:31-32; Mat 19:13; Ibr 7:25; Rom 8:34)
g) Untuk tetap berhubungan dengan Bapa (Yoh 5:30;8:29;14:10,24,31;17:21)


2. Kesaksian
a) Marthin Luther – pemrakarsa Reformasi Protesan –
“Doa adalah hal yang paling penting dalam hidup saya. Kalau saya lalai berdoa satu hari saja, saya akan kehilangan banyak api iman.”(Doan, Eleanor L. ed. The Speaker’s Source Book. Zondervan Publishing House, 1973)
b) John Knox – pemimpin Reformasi di Scotlandia – dia pernah berdoa, “Ya Allah, berilah kepadaku Scotlandia, kalau tidak aku akan mati.” Allah memberi kepadanya Scotlandia, dan kemasyurannya sebagai seorang pendoa syafaat begitu mencolok sehingga ‘Bloody Mary’ (Ratu Scotlandia) mengaku bahwa ia lebih takut terhadap doa-doa John Knox dari pada terhadap sepasukan tentara. (Lockyer, Herbert. All Prayer of the Bible. Zondervan Publishing House,1959)
c) John Wesley- pemimpin pembaharuan Methodis di Inggris- “ Begitu banyak hal yang harus saya kerjakan sehingga saya harus menghabiskan beberapa jam untuk berdoa sebelum saya sanggup mengerjakannya.” (Doan. The Speaker’a Source Book)
d) Charles Spurgeon - yang dikenal sebagai ‘Pengkhotbah Ulung’ – “Kita boleh yakin bahwa apa pun yang telah Allah tonjolkan dalam Firman-Nya, itu Ia maksudkan agar nyata dalam kehidupan kita. Jika Ia telah berbicara banyak tentang doa, itu adalah karena Ia tahu kita banyak memerlukannya. Begitu hebatnya keperluan kita sehingga sampai kita berada di sorga kita tidak boleh berhenti berdoa……Orang yang hidup tanpa doa adalah orang yang berjalan tanpa Kristus” (Spurgeon, Charles. Morning and Evening. Zondervan Publishing House,1955)
e) George Muller – seorang yang penuh iman. Diperkirakan bahwa ia telah ‘berdoa sehingga beroleh’ 4 juta dollar selama hidupnya untuk menyokong anak-anak yatim piatu – “ Setelah saya diyakinkan bahwa sesuatu hal adalah benar, maka saya terus berdoa untuk hal itu sampai berhasil. Saya tidak pernah menyerah! Ribuan jiwa telah diselamatkan sebagai jawaban atas doa-doa saya…Hal yang penting adalah jangan sekali-kali menyerah sebelum ada jawabannya…Kesalahan besar anak-anak Allah adalah karena mereka tidak terus-menerus berdoa; mereka tidak melanjutkan berdoa; mereka tidak tekun. Jika mereka menginginkan sesuatu untuk kemuliaan Allah, mereka harus berdoa sampai mereka memperolehnya.” (International Tract service)
f) R.A Torrey – pengarang The Power of Prayer” – “Doa dapat melakukan apa saja yang dapat dilakuakn Allah, dan karena Allah dapat melakukan apa saja, doa itu juga maha kuasa. Tidak seorangpun dapat melawan orang yang tahu bagaimana berdoa, yang memenuhi segala persyaratan doa yang kuat, dan yang sungguh-sungguh berdoa. (Torrey, R.A The Power of Prayer.Zondervan Publishing House,1971)
g) Billy Graham – “ Setiap orang yang terkenal dalam pekerjaan gereja ataupun Kerajaan Allah adalah orang yang rajin berdoa. Saudara tidak boleh terlalu sibuk sehingga lalai untuk berdoa. Seorang Kristen yang tidak berdoa adalah orang Kristen yang tidak punya kekuatan.” (Graham Billy.Damai dengan Allah)
d.Prinsip-prinsip doa
1. Doa harus dilakukan dengan iman (Ibr 11:6; Mark 11:22-24; Yak 1:5-7)
2. Doa harus dinaikkan dalam nama Yesus (Yoh 14:13)
3. Doa hanya berhasil bila sesuai dengan kehendak Allah (I Yoh 5:14-15; Yak 4:3)
4. Doa itu efektif, hanya bila orang yang berdoa telah mengakui serta meninggalkan dosanya dan sedang berusaha untuk hidup dalam ketaatan kepada Firman Allah (I Yoh 3:21-22; Maz 66:18)
5. Doa harus dinaikkan oleh hati yang suka memberi maaf (Mark 11:25-26)
6. Doa harus dilakukan dengan tekun dan rajin (Luk 18:1-8;11:5-10)

2.Berpuasa
a. Alasan berpuasa
Dalam kebudayaan duniawi kita, orang cenderung berpuasa karena dua alasan, yaitu untuk suatu mendramatisasikan suatu maksud dan untuk menurunkan berat badan. Dua jenis puasa ini bukan merupakn disiplin rohani.
Berpuasa sebagai disiplin rohani berpusat kepada Tuhan. Jadi harus diprakarsai oleh Tuhan dan ditetapkan oleh Tuhan.

John Wesley menulis,
“Biarlah hal itu dilakukan bagi Tuhan dengan mata kita hanya diarahkan kepadaNya.Biarlah tujuan kita dengan hal itu adalah untuk, dan hanya untuk memuliakan Bapa kita yang di sorga.”

b. Manfaat yang lain
Puasa mengungkapkan hal-hal yang menguasai kita. Sombong, marah, dendam,cemburu, takut – kalau sifat-sifat itu ada dalam diri kita, semua akan muncul selama kita berpuasa. Ini merupakan suatu pertolongan besar kalau kita ingin diubah menjadi serupa dengan gambaran Yesus Kristus. Kita dapat bergembira ketika kelemahan-kelemahan kita ditunjukkan, karena kita mengetahui nahwa Kristus dapat menempatkan penguasa-penguasa yang keliru itu di tempat mereka.
Puasa juga membantu kita mengendalikan berbagai dambaan dan keinginan manusiawi kita. Puasa meningkatkan konsentrasi kita dan keefektifan kta dalam berdoa syafaat. Puasa dapat membuat fisik kita sehat dan menolong kita ketika kita berdoa memohon bimbingan.
c. Jenis jenis berpuasa
Menurut Richard Foster, puasa banyak caranya dan tidak hanya terbatas pada makanan. Berpuasa berarti secara sukarela tidak mengerjakan suatu kebiasaan demi kegiatan rohani yang sungguh-sungguh.
1) Dalam kebudayaan kita, kita memerlukan waktu untuk berpuasa terhadap media komunikasi.
2) Kita perlu berpuasa terhadap penggunaan barang yang berlebih-lebihan. Kita perlu meluangkan waktu berada di antara orang-orang kesayangan Kristus- orang-orang yang sedih, orang-orang yang menderita, orang-orang yang miskin, dll – bukan untuk berkhotbah kepada mereka tetapi untuk belajar dari mereka.
3) Kita perlu berpuasa terhadap penggunaan telepon
4) Ada orang yang perlu puasa bekerja pada batas tertentu untuk mempelajari keseimbangan dalam hidup mereka.
5) Ada orang yang perlu puasa terhadap pertemuan dengan orang-orang.
6) Ada orang yang perlu puasa terhadap kegemarannya begitu banyak berbicara.
Kalau kita bertanya kepada Tuhan di mana kita memerlukan keseimbangan, Tuhan akan mengajar kita. Berpuasa dapat menimbulkan dorongan-dorongan rohani yang tidak pernah dapat timbul dengan cara lain.

3. Belajar
Umat Tuhan perlu berdisiplin untuk belajar Firman Tuhan. Kita perlu mengenal kebenaran secara utuh. Ini dapat dicapai dengan kedisiplinan untuk belajar Firman Tuhan.Disiplin ini akan membuat kita menjadi seorang Kristen yang bertumbuh sehat, kuat, dan tidak mudah diperdaya oleh rupa-rupa angin pengajaran yang palsu (Ef 4:14; 2Pet 2:1)
Yang dimaksudkan dengan disiplin belajar ini langkah selanjutnya setelah disiplin membaca dan merenungkan Firman Allah. Disiplin ini membawa kita untuk mengenal latar belakang penulisan suatu kitab, konteks budaya pada masa penulisan, struktur masysrakat pada masa penulisan, kebiasaan masyarakat pada waktu itu, gaya sastra, dsb.
Untuk melakukan disiplin ini kita memerlukan alat-alat belajar, misalnya: buku-buku tafsiran, buku-buku survey Perjanjian Lama/ Perjanjian Baru, konkordansi, dsb.

4. Jurnal Harian
a. Hal-hal yang dicatat
1) Mencatat pengalamn-pengalaman pribadi bersama Tuhan
2) Fakta-fakta yang terjadi
3) Pikiran-pikiran / perenungan/ ide
4) Doa-doa
5) Ungkapan hati /puisi/ sajak
6) Kata-kata mutiara
7) Ayat-ayat khusus
b. Manfaat
1) Membantu kita untuk mengevaluasi diri kita, keputusan-keputusan kita, sikap-sikap hati kita, dsb.
2) Membantu kita untuk peka terhadap suara Tuhan
3) Membantu kita peka terhadap keadaan-keadaan di sekitar kita
4) Memperkaya kehidupan kita



BUAH ROH
“Tetapi buah roh ialah; kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”. (Gal 5:22-23)

Tidak ada bagian ayat dalam Alkitab yang menampilkan kontras yang lebih jelas diantara gaya hidup orang percaya yang dioenuhi Roh dengan gaya hidup orang yang dipimpin oleh tabiat manusia yang berdosa, selain Galatia 5:16-26. Paulus todal hanya membahas perbedaan gaya hidup secara umum dengan menekankan bahwa roh dan tabiat berdosa itu saling bertentangan, tetapi ia juga mencantumkan daftar khusus baik dari perbuatan tabiat berdosa maupun buah roh.



KAJIAN PELAYANAN

A. Perbuatan tabiat berdosa
“Tabiat berdosa” (Yun._sarx_) menggambarkan tabiat manusia dengan semua keinginan yang buruk. Tabiat berdosa tetap tinggal dalam orang Kristen setelah mereka bertobat dan menjadi musuhnya yang berbahaya (/TB#Rom 8:6-8,13; Gal 5:17,21). Mereka yang melakukan perbuatan tabiat berdosa “tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah” (/TB#Gal 5:21).
Oleh karena itu, tabiat berdosa ini harus dilawan dan dimatikan dalam peperangan yang terus menerus oleh orang percaya melalui kuasa Roh Kudus (/TB#Rom 8:4-14)

Perbuatan tabiat berdosa (/TB#Gal 5:19-21) meliputi :

1. “Percabulan” yaitu, kelakuan dan hubungan seksual amoral, termasuk menyenangi gambar, film atau bacaan porno (bd. /TB#Kel 20:14; Mat 5:31-32, 19:9; Kis 15:20,29. 21:25; I Kor 5:1)

2. “Kecemaran” yaitu dosa-dosa seksual, perbuatan yang jahat dan kotor, termasuk pikiran dan keinginan hati (/TB#Ef 5:3; Kol 3:5)


3. “Hawa nafsu” yaitu sensualitas, mengikuti nafsi dan keinginan sedemikian rupa sehingga tidak lagi merasa malu dan tidak sopan (/TB#2 Kor 12:21)


4. “Penyembahan berhala” yaitu menyembah roh-roh, orang atau patung berhala; kepercayaan pada seseorang, lembaga atau benda yang dianggap berkuasa setara dengan atau lebih daripada Allah dan firmanNya (/TB#Kol 13:5)


5. ‘Sihir” yaitu ilmu sihir, spiritisme, sihir hitam, menyembah setan-setan dan penggunaan obat bius untuk memperoleh pengalaman-pengalaman “rohani” (/TB Kel 7:11,22, 8:18; wahy 9:21, 18:23)


6. “Perseteruan” maksud dan perbuatan bermusuhan yang hebat; kebencian atau permusuhan yang sangat.


7. “Perselisihan” yaitu bertengkar,antagonisme, perebutan keunggulan (/TB#Rom 1:29; Ikor 1:11;3:3).


8. “Iri hati” yaitu benci, marah cemburu akan keberhasilan orang lain (/TB#Rom 13:13; Ikor 3:3).


9. “Geram” yaitu kemarahan meledak yang berkobar-kobar dengan kata-kata atau tindakan yang keras (/TB#Kol 3:8)


10. “Ambisi yang mementingkan diri” yaitu mencari kekuasaan (/TB#2Kor 12:20; Fil 1:16-17)


11. “Pertikaian” yaitu memperkenalkan ajaran yang memecah belah yang tidak didukung Firman Allah (/TB#Rom 16:17)


12. “Roh pemecah” yaitu pemisahan jemaat ke dalam berbagai kelompok tertutup yang menghancurkan persatuan gereja (/TB#IKor 11:19)


13. “Kedengkian” yaitu perasaan tidak suka, bercampur benci terhadap orang lain yang memiliki sesuatu yang kita inginkan.


14. “Kemabukan” yaitu merusak penguasaan mental atau fisik dengan minuman keras.


15. “Pesta pora” yaitu berpesta dan bersukaria secara berlebihan, suasana pesta dengan minuman keras, obat bius, acara seks atau yang semacam itu.

Perkataan terakhir Paulus tentang perbuatan tabiat berdosa adalah keras dan tegas; setiap orang Kristen melakukan aktifitas semacam ini mencegah dirinya masuk Kerajaan Allah, yaitu mereka tidak memiliki keselamatan kekal (/TB#Gal 5:21; lihat FULL cat. “IKor 6:9”).


B. Buah Roh Dalam Pelayanan.

Bertentangan dengan perbuatan tabiat berdosa adalah gaya hidup tulus ikhlas yang disebut “buah Roh”. Gaya hidup ini dihasilkan dalam anak-anak Tuhan sewaktu mereka mengizinkan Roh menuntun dan mempengaruhi hidup mereka sedemikian sehingga mereka membinasakan kuasa dosa, khususnya perbuatan tabiat berdosa, dan hidup dalam persekutuan dengan Allah (Lihat FULLcat.” Rom 8:5-14. Bd./TB#2Kor 6:6; Ef 4:2-3;5:9; Kol 3:12-15; 2Pet 1:4-9)

Buah Roh meliputi:
1) ”Kasih” yaitu memperhatikan dan mencari yang terbaik bagi orang lain tanpa alasan pamrih (Rom 5:5; IKor 13:1-13; Ef 5:2; Kol 3:14)
2) “Sukacita” yaitu perasaan senang yang berlandaskan kasih, kasih karunia, berkat, janji, dan kehadiran Allah yang dimiliki orang yang percaya pada Kristus (Maz 119:16; 2Kor 6:10;12:9; IPet 1:8 cat Fil 1:14)
3) “Damai sejahtera” yaitu ketenangan hati dan pikiran yang berlandaskan pengetahuan bahwa semua beres diantara orang percayadengan Bapanya di sorga (Rom 15:33; Fil 4:7; ITes 5:23; Ibr 13:20)
4) “Kesabaran” yaitu ketabahan, panjang sabar, tidak mudah marah atau putus asa (Ef 4:2;2Tim 3:10;Ibr 12:1)
5) “Kemurahan” yaitu tidak mau menyakiti orang lain atau menyebabkan penderitaan (Ef 4:32; Kol 3:12; IPet 2:3)
6) “Kebaikan” yaitu bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci kejahatan; dapat terungkap dalam perbuatan baik (Luk 7:37-50)atau dalam menegur dan memperbaiki kejahatan (Mat 21:12-13)
7) “Kesetiaan” yaitu kesetiaan yang teguh dan kokoh terhadap orang yang telah dipersatukan dengan kita oleh janji, komitmen, sifat layak dipercayai dan kejujuran (Mat 23:23; Rom 3:3; ITim 6:12; 2Tim 2:2;4:7: Tit 2:10)
8) “Kelemahlembutan” yaitu pengekangan yang terpadu dengan kekuatan dan keberanian; menggambarkan seorang yang bisa marah pada sat diperlukan dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila itu diperlukan (2Tim 2:25; IPet 3:15; mengenai kelembutan Yesus bd. 2Kor 10:1 dengan 2Kor 10:4-6 dan Gal 1:9 dalam Musa bd. Bil 12:3 dengan Kel 32:19-20)
9) “Penguasan diri” yaitu menguasai keinginan dan nafsu diri sendiri, termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan; juga kesucian (IKor 7:9; 9:25; Tit 1:8;2:5)

Perkataan Paulus yang terakhir mengenai buah Roh menunjukkan bahwa gaya hidup seperti ini tidak dibatasi. Orang Kristen dapat, bahkan harus, mempraktekkan sifat-sifat baik ini berkali-kali, mereka tidak akan menemukan hukum yang melarang mereka hidup menurut prinsip-prinsip ini.



BAPTISAN ROH KUDUS

“Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” (Kis 1:5)

Salah satu doktrin terpenting dalam Alkitab adalah baptisan dalam Roh Kudus (Kis 1:4) tentang istilah “baptisan dalam “ sebagai ganti istilah “baptisan dengan” Roh Kudus. Mengenai baptisan dalam Roh Kudus, Firman Allah mengajarkan sebagai berikut:
1) Baptisan dalam Roh ini dimaksudkan bagi semua orang yang mengaku percaya kepada Yesus, telah dilahirkan baru, dan didiami oleh Roh Kudus.
2) Salah satu sasaran utama misi Yesus di dunia ini ialah membaptiskan para pengikutNya dalam Roh Kudus (Mat 3:11; Mark 1:8; Luk 3:16; Yoh 1:33). Dia memerintahkan murd-muridNya untuk tidak mulai bersaksi sebelum mereka dibaptis dalam Roh dan “diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk 24:49; Kis 1:4-5,8). Yesus Kristus sendiri tidak mulai pelayananNya sehingga “Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa” (Kis 10:38 bd. Luk 4:1,18)
3) Baptisan dalam Roh Kudus ini merupakan pekerjaan Roh yang berbeda dan terpisah dari karya pembaharuan. Sama seperti karya pengudusan Roh merupakan pekerjaan yang berbeda yang melengkapi pembaharuan Roh, demikian pula baptisan dalam Roh ini menyempurnakan karya pembaharuan dan pengudusanNya. Pada hari kebangkitanNya, Kristus mengembusi murid-muridNya sambil berkata, “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:22). Hal ini menunjukkan bahwa pembaharuan dan hidup baru telah diberi kepada mereka.
Beberapa saat kemudian Dia memberitahukan bahwa mereka harus “ diperlengkapi dengan kuasa” oleh Roh Kudus (Luk 24:49 bd. Kis1:5,8). Bagi murid-murid jelas sekali pengalaman ini terjadi sesudah pembaharuan (Kis 11:17)
Seseorang dapat lahir baru dan didiami Roh Kudus namun belum di baptis dalam Roh Kudus (Kis 19:6)
4) Dibaptis dalam Roh artinya dipenuhi dengan Roh (Kis 1:5 bd. Kis 2:4). Akan tetapi, baptisan ini hanya terjadi pada saat dan sesudah hari Pentakosta. Mengenai mereka yang dipenuhi Roh sebelum hari Pentakosta (Luk 1:15,67), Lukas tidak menggunakan istilah baptisan dalam Roh Kudus. Hal ini hanya akan terjadi sesudah kenaikan Kristus (Luk 24:49-51; Yoh 16:7-14; Kis 1:4)
5) Dalam kitab Kisah Para Rasul, berkata-kata dengan bahasa roh, sebagaimana diberikan diberikan oleh Rok untuk diucapkan, adalah tanda pertama yang menyertai baptisan dalam Roh (Kis 2:4; 10:45-46; 19:6). Baptisan dalam Roh berkaitan begitu erat dengan pernyataan lahiriah bahasa roh sehingga hal ini harus dianggap biasa bila menerima baptisan Roh Kudus.
6) Baptisan dalam Roh Kudus akan memberikan keberanian pribadi dan kuasa Roh Kudus ke dalam kehidupan seorang percaya supaya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar dalam nama Kristus serta meningkatkan keefektifan kesaksian dan pemberitaannya (bd. Kis 1:8; 2:14-41; Kis 4:31; 6:8; Rom 15:18-19;IKor 2:4). Kuasa ini bukan suatu kekuatan yang tidak bersifat pribadi, melainkan suatu pernyataan Roh Kudus yang membuat Yesus dan kemuliaan serta pekerjaanNya hadir di tengah-tengah umatNya (Yoh 14:16-18; 16:14; IKor 12:7)
7) Akibat-akibat yang lain dari suatu baptisan yang sesungguhnya dalam Roh Kudus adalah:
a. nubuatan dan pemujaan (Kis 2:4,17; 10:46; IKor 14:2)
b. peningkatan kepekaan akan dosa yang mendukakan Roh Kudus, pencarian akan kebenaran yang lebih sungguh-sungguh dan kesadaran yang lebih akan hukuman Allah terhadap semua kefasikan (Yoh 16:8; Kis 1:8)
c. suatu kehidupan yang memuliakan Yesus Kristus (Yoh 16:13-14; Kis 4:33)
d. penglihatan-penglihatan yang baru (Kis 2:17)
e. perwujudan dari berbagai karunia Roh (IKor 12:4-10)
f. keinginan yang makin besae untuk berdoa (Kis 2:41-42; 3:1; 4:23-31; 6:4; 10:9; Rom 8:26)
g. kasih dan pengertian yang lebih dalam terhadap Firman Allah (Yoh 16;13; Kis 2:42) dan
h. kesadaran yang makin bertambah tentang Allah sebagai Bapa pribadi (Kis 1:4; Rom 8:15; Gal 4:6)
8) Firman Allah memberikan beberapa syarat untuk menerima baptisan dalam Roh Kudus.
a. Kita harus menerima Yesus Kristus dengan iman sebagai Tuhan dan Juruselamat serta berbalik dari dosa dan dunia (Kis 2:38-40; Kis 8:12-17).Ini menyangkut penyerahan kehendak kita kepada Allah (“semua orang yang menaati Dia” Kis 5:32). Kita harus berbalik dari segala sesuatu yang melakui hati Allah sebelum kita dapat menjadi “sarana (terjemahan naskah NIV) untuk maksud yang mulia,…dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan mulia” (2Tim 2:21)
b. Kita harus ingin dipenuhi. Setiap orang Kristen seharusnya memiliki kerinduan yang sangat mendalam untuk dibaptis dalam Roh (Yoh 7:37-39; bd. Yes 44:3; Mat 5:6;6:33)
c. Kita sering kali menerima baptisan ini sebagai jawaban atas doa (Luk 11:13; Kis 1:14; 2:1-4; 4:31; 8:15,17)
d. Kita harus yakin bahwa Allah akan membaptiskan kita dalam Roh Kudus (Mark 11:24; Kis 1:4-5)
9) Baptisan dalam Roh Kudus dipertahankan dalam kehidupan seorang percaya dengan doa (Kis 4:31), kesaksian (Kis 4:31,33), penyembahan di dalam Roh (Ef 5:18-19), dan kehidupan yang disucikan (Ef 5:18). Bagaimanapun berkuasanya kedatangan pertama Roh Kudus di dalam seorang percaya, jikalau tidak dinyatakan dalam kehidupan doa, kesaksian, dan kesucian, maka tidak lama kemudian pengalaman itu akan pudar kemuliaannya.
10) Baptisan dalam Roh Kudus hanya terjadi satu kali saja dalam kehidupan seorang Kristen dan mengarah kepada pengabdian orang percaya itu kepada pekerjaan Allah berupa bersaksi dengan kuasa dan kebenaran. Alkitab mengajarkan bahwa boleh jadi orang percaya diisi kembali setelah ia menerima baptisan Roh (Kis 4:31 bd. Kis 2:4; 4:8,31; 13:9; Ef 5:180. Dengan demikian, baptisan dalam Roh membawa orang percaya ke dalam suatu hubungan dengan Roh yang harus diperbaharui (Kis 4:31) dan dipelihara (Ef 5:18)


KARUNIA-KARUNIA ROHANI BAGI ORANG PERCAYA

“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (IKor 12:7)

A. Pandangan Umum
Roh Kudus dinyatakan melalui bermacam-macam karunia rohani yang diberikan kepada orang percaya (IKor 12:7). Penyataan Roh ini dimaksudkan untuk pembangunan dan pengudusan jemaat (IKor 12:7; IKor 14:26)
Karunia rohani ini tidak sama dengan karunia-karunia dan pelayanan-pelayanan yang disebut dalam Rom 12:6-8 dan Ef 4:11, di mana seorang percaya menerima kuasa dan kesanggupan untuk melayani dalam suatu cara yang lebih permanen dalam gereja. Daftar yang terdapat di IKor 12:8-10 belum tentu lengkap, dan karunia-karunia itu dapat terjadi dalam kombinasi yang beraneka ragam.
1) Penyataan Roh itu dikaruniakan sesuai dengan kehendak Roh (IKor 12:11) ketika kebutuhan timbul dan sesuai dengan keinginan yang sungguh-sungguh dari orang percaya(IKor 12:31; 14:1)
2) Beberapa karunia bisa dimanifestasikan melalui seseorang secara tetap. Orang percaya juga dapat memiliki lebih dari satu karunia untuk melayani kebutuhan yang khusus. Orang percaya harus merindukan berbagai “karunia” bukannya satu karunia saja (IKor 12:31; 14:1)
3) Tidak alkitabiah dan bijaksana untuk menganggap bahwa karena seorang menjalankan suatu karunia yang menakjubkan, maka orang itu lebih rohani daripada orang yang memiliki karunia yang kurang menakjubkan. Apalagi, hal memiliki suatu karunia tidaklah berarti bahwa Allah merestui segala sesuatu yang dilakukan atau diajarkan oleh orang itu. Karunia rohani tidak boleh dikacaukan dengan buah Roh, yang berhubungan lebih langsung dengan sifat dan pengudusan orang Kristen (Gal 5:22-23)
4) Penyataan Roh melalui karuni-karunia dapat ditiru oleh Iblis maupun pelayan yang palsu yang menyamar sebagi hamba Kristus (Mat 7:21-23; 24:11,24; 2Kor 11:13-15; 2Tes 2:8-10).Orang percaya tidak boleh mempercayai setiap penyataan rohani, tetapi harus “ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang muncul dan pergi ke seluruh dunia” (IYoh 4:1; bd. ITes 5:20-21)



B. Karunia-karunia Pribadi


Dalam IKor 12:8-10, Paulus mendaftarkan beraneka macam karunia yang diberikan Roh Kudus kepada orang percaya. Meskipun disini ia tidak menegaskan sifat-sifatnya, kita dapat menyimpulkan sifat-sifat itu dari ayat-ayat lain.
1) Kata-kata hikmat. Ini merupakan ucapan yang berhikmat melalui pekerjaan Roh Kudus. Inilah penerapan penyataaan Firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan atau masalah yang khusus (Kis 6:10; 15:13-22). Akan tetapi, ini tidak sama dengan memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari. Hikamt itu dicapai dengan belajar yang rajin dan merenungkan jalan Allah dan FirmanNya, dan melalui doa (Yak 1:5-6)
2) Kata-kata pengetahuan. Ini merupakan ucapan yang diilhami oleh Roh Kudus yang menyingkapkan pengetahuan tentang orang, keadaan, atau kebenaran alkitabiah. Ini sering berhubungan erat dengan nubuatan (Kis 5:1-10; 10:47-48; 15:7-11; IKor 14:24-25)
3) Iman. Ini bukan iman yang menyelamatkan, melainkan iman adikodrati khusus yang diberikan oleh Roh Kudus yang memungkinkan orang Kristen mempercayai Allah untuk melakukan perkara yang luar biasa dan ajaib. Ini adalah iman yang memindahkan gunung (IKor 13:2) dan sering ditemukan berkombinasi dengan penyataan lain seperti penyembuhan dan mukjizat (Mat 17:20; Mark 11:22,24; Luk 17:6)
4) Karuni-karunia untuk menyembuhkan. Karunia-karunia ini diberikan kepada jemaat untuk memulihkan kesehatan jasmani dengan memakai sarana adikodrati (Mat 4:23-25; 10:1; Kis 3:6-8; 4:30). Bentuk jamak (dalam perkataan “karunia-karunia”) menunjukkan penyembuhan berbagai macam penyakit dan menganjurkan bahwa setiap tindakan penyembuhan merupakan suatu karunia yang khusus dari Allah. Sekalipun karunia-karunia untuk menyembuhkan ini tidak dikaruniakan kepada setiap anggota tubuh dalam suatu cara yang istimewa. (bd. IKor 12:11,30), namun semua anggota boleh mendoakan orang sakit. Pada waktu ada iman, orang yang sakit ittu akan disembuhkan (Yak 5:15)
5) Kuasa untuk mengadakan mukjizat. Ini merupakan perbuatan-perbuatan kuasa adikodrati yang dapat mengubah tatanan hukum alam yang normal. Hal-hal itu meliputi tindakan-tindakan ilahi di mana kerajaan Allah dinyatakan melawan Iblis dan roh-roh jahat (Yoh 6:2)
6) Bernubuat. Kita harus membedakan di antara nubuat sebagi suatu penyataan sementara dari Roh (IKor 12:10) dan nubuat sebagai suatu karunia pelayanan jemaat(Ef 4:11).Sebagai suatu karunia pelayanan, nubuat hanya diberikan kepada beberapa orang percaya yang kemudian harus berfungsi sebagai nabi di dalam jemaat.Sebagai penyataan rohani, nubuat itu sebenarnya tersedia bagi setiap orang Kristen yang dipenuhi Roh (Kis 2:17-180
Perihal nubuat sebagai suatu penyataan rohani:
(a) Nubuat merupakan suatu karunia istimewa yang memungkinkan orang percaya untuk meneruskan perkataan atau penyingkapkan secara langsung dari Allah di bawah dorongan Roh Kudus (Ikor 14:24-25,29-31). Ini bukanlah penyampaian sebuah khotbah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
(b) Baik dalam PL maupun dalam PB, pada pokoknya nubuat bukanlah pemberitahuan mengenai masa depan, melainkan pemberitaan kehendak Allah, mendorong dan memberi semangat kepada umat Allah untuk meraih kebenaran, kesetiaan, dan ketekunan (IKor 14:3)
(c) Berita itu mungkin menyinkapkan keadaan hati seseorang (Ikor 14:25) atau memberikan kekuatan, dorongan, penghiburan, peringatan, dan hukuman (IKor 14:3, 25-26,31)
(d) Jemaat hendaknya jangan menerima nubuat semacam itu sebagai suatu pesan yang tidak dapat salah, sebab akan ada banyak nabi palsu yang memasuki gereja (IYoh 4:1).Karena itu, semua nubuat harus diuji kemurnian dan kebenarannya (IKor 14:29,32; ITes 5:20-21) dengan bertanya apakah itu sesuai dengan Firman Allah (IYoh 4:1), apakah itu memajukan kehidupan saleh (ITim6:3), dan apakah itu diucapkan oleh seorang yang dengan tulus hidup di bawah ketuhanan Kristus (IKor 12:3)
(e) Nubuat dijalnkan di bawah kehendak Allah dan bukan kehendak manusia. PB tidak pernah menunjukkan bahwa jemaat secara aktif mencari penyataan atau petunjuk dari mereka yang mengaku sebagai nabi. Nubuat diberikan kepada jemaat hanya pada waktu Allah memprakarsai beritanya (IKor 12:11; 2Pet 1:21)
7) Membedakan bermacam-macam roh. Karunia ini merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan dan menilai nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal dari Roh Kudus atau bukan (IYoh 4:1; IKor 14:29). Menjelang akhir jaman ini ketika guru palsu (Mat 24:5) dan pemutarbalikan Kekristenan yang alkitabiah akan berkembang secara pesat (ITim 4:1) maka karunia ini akan menjadi sangat penting bagi jemaat.
8) Berkata-kata dengan bahasa roh (yang berbeda-beda). Berhubungan dengan “bahasa roh” sebagai suatu penyataan adikodrati dai Roh Kudus, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
(a) Bahasa roh itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di bumi (Kis2:4-6)atau suatu bahasa yang dikenal di bumi, misalnya,”bahasa malaikat” (IKor 13:1; 14:1-40). Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (IKor 14:14) maupun oleh para pendengar (IKor 14:16)
(b) Berkata-kata dengan bahasa roh melibatkan roh manusia dan Roh Allah yang berbaur sehingga orang percaya itu berkomunikasi langsung dengan Allah (yaitu dalam doa, pujian, ucapan berkat, dan ucapan syukur),sambil mengungkapkan atau berbicara pada taraf roh manusia dan bukan pikirannya (IKor 14:2,14) dan berdoa bagi diri sendiri atau orang lain di bawah pengaruh langsung Roh Kudus, terpisah dari kegiatan pikiran sendiri (IKor 14:2,4,15,28; Yud 1:20)
(c) Bahasa roh dalam perhimpunan jemaat harus disertai penafsiran yang dikaruniakan Roh yang akan menyampaikan isi dan arti dari ucapan itu kepada perhimpunan orang percaya (IKor 14:3,27-28).Ucapan ini mungkin berisi suatu penyataan, pengetahuan, nubuat atau pengajaran bagi jemaat (IKor 14:6)
(d) Berkata-kata dengan bahasa roh di dalam perhimpunan jemaat harus diatur. Pembicara tidak boleh “dalm keadaan ekstase” atau “lepas kendali” (IKor 14:27-28)
9) Menafsirkan bahasa roh. Ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menaggapi ucapan tersebut (bd. IKor 14:6,13). Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Merka yang berkata-kata dengan bahasa roh harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (IKor 14:13)

Tidak ada komentar: